Nama : Harih Susanto
Kelas : 1 ID 05
NPM : 34409768
“MENGAPA INDONESIA MASIH TERPURUK DALAM KRISIS ”
Indonesia merupakan negara yang besar yang di apit oleh dua benua Australia dan Asia serta dua Samudra besar yitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, tentunya memiliki kekayaan yang berlimpah baik itu hasil alam maupun hasil bumi yang mampu di manfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia itu sendiri. Namun semua berkata lain, Negara yang dengan segala kekayaan yang melimpah tidak dapat memanfaatkan kekayaan tersebut melainkan tergantung pada orang lain, sehingga kemandirian bangsa akan terbelakang.
Seperti diketahui bahwa Republik ini mengalami krisis yang berkepanjangan, bahkan sampai sekarang negeri yang kita cintai ini masih juga dilanda oleh krisis ekonomi yang membuat rakyatnya semakin susah, apalagi untuk rakyat kecil yang kesehariannya kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan, misalkan, Makanan, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan dll. Krisis yang dialami bangsa ini harus di tanggung mereka juga yang tidak tau apa-akan kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam menanggulanginya. Menurut survey dari beberapa lembaga masyarakat utang Indonesia yang menumpuk sekitar lebih dari Rp1.200 triliun, membuat penduduka di Indonesia harus menanggung utang sebesar Rp 16 Juta Sebagai jaminan hidup warga Negara Indonesia itu sendiri. Ironis!!! Di negri sendiri harus bayar.
Dibawah ini adalah beberapa hal yang menyebabkan Indonesia masih terpuruk dalam krisis ekonomi. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan pemerintah yang inkonsisten untuk menuntaskan krisis ekonomi.
Pemerintah sering dianggap tidak bisa menyelesaikan krisis ekonomi yang berkepanjangan dikarenakan pengambilan kebijakan yang sering kali inkonsisten.
Banyak kebijakan-kebijakan pemerintah untuk mengatasi terjadinya krisis ekonomi namun kebijakan tersebut tidak dilakukan sampai tuntas, sehingga masyarakat tidak memperoleh kepastian yang nyata.
2. Indonesia sampai saat ini masih memiliki hutang pinjaman luar negeri yang sangat besar.
Hutang-hutang tersebut adalah suatu hutang luar negeri swasta baik jangka pendek, menengah ataupun panjang. Akibat dari penumpukkan hutang-hutang tersebut maka nilai tukar rupiah (Rp) terhadap mata uang luar negeri mendapat tekanan yang cukup berat.
Ada tiga pihak yang harus bertanggung jawab terhadap masalah tersebut yaitu pemerintah, kreditur dan debitur. Namun pihak yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah karena dialah yang mengatur segala kebijakan pemanfaatan hutang melalui lembaga Pengelola Hutang Negara.
3. Aset pemerintah yang banyak dikelola pihak swasta
Tugas pemerintah adalah mensejahterakan penduduknya dengan mengelola segala asset Negara baik itu berupa hasil alam, hasil bumi di pergunakan demi keseh\jah teraan rakyat hal ini harus sesuai dengan UUD 45, namun kenyataannya asset Negara yang begitu berlipah banyak yang dikelola pihak asing kita hanya mendapatkan sedikit dari kekayaan alam selebihnya diambil pengelola, seandainya dikelola Negara dengan bijak kesejahteraanyang didmbakan dapat teratasi termasik krisis.
4. Devisa yang dimiliki Negara tidak bisa menutupi semua hutang-hutang luar negeri.
Cadangan devisa republic ini sangat tidak mencukupi untuk menutup semua hutang-hutang luar negeri yang dimiliki, jadi semakin ditunda untuk melunasinya maka semakin besar pula hutangnya karena bunga yang semakin bertambah. Ketergantungan pada IMF sebagai lembaga Bank Dunia membuat Indonesia terjebak akan hutang yang dimiliki.
5. Kesadaran pemimpin
Sebagai pemimpin dengan jabatan tingi dan gaji yang luar biasa ternyata ego akan dirinya terlalu ingi sehingga korupsi merajalela. Sebagai pemimpin yang memegang amanah rakyat tentunya haris mengedepankan kepentingan bersama (umum) bukan kepentingan golongan semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar